Mengenal Bentuk Muka Bumi Indonesia

Bumi yang kita tinggali ini bersifat dinamis. Hal itu terbukti dengan banyaknya siklus di permukaan dan dibawah permukaan bumi. Pertanda lain bahwa bumi itu dinamis adalah adanya pergerakan lempeng bumi relatif terhadap lempeng lainnya. Kita telah mengetahui bahwa kerak bumi (crust) ini terdiri dari retakan-retakan. Retakan-retakan ini disebut lempeng. Setelah mengetahui fakta bahwa bumi ini dinamis, kita dapat menyimpulkan bahwa banyak gaya yang terdapat di bumi.

Apabila kita amati, bentuk muka bumi kita tidaklah rata atau datar, tetapi ada yang tinggi dan ada yang rendah. Perbedaan tegak lurus antara bagian yang tinggi dan rendah pada permukaan bumi dinamakan relief atau topografi. Topografi Indonesia bermacam-macam, seperti lipatan, patahan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, bukit-bukit, pegunungan, basin, dan palung. Bentuk-bentuk muka bumi tersebut terdapat di daratan dan dasar laut. Pada hakikatnya, dasar laut merupakan bagian atau sambungan dari daratan. Lalu proses alam apa saja yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi? Bentuk muka bumi Indonesia merupakan hasil kerja tenaga geologi, yaitu tenaga atau kekuatan yang mengubah bentuk muka bumi. Kekuatan yang mengubah kulit bumi ada dua macam, yaitu tenaga endogen dan eksogen.

a. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari bagian dalam bumi. Tenaga endogen membangun bentuk muka bumi dan kulit bumi yang meliputi bagian luar permukaan bumi hingga ke bagian dalam bumi. Kulit bumi terdiri dari lapisan atau batuan yang tebalnya beberapa puluh kilometer. Tenaga endogen terdiri dari gerak tektonik, vulkanisme, dan gempa bumi.

Gerak tektonik adalah perubahan letak lapisan atau batuan pada kulit bumi, baik secara mendatar maupun vertikal. Berdasarkan kecepatan dan ukuran luas permukaan bumi yang mengalami perubahan oleh gerak tektonik dibedakan gerakan orogenesa dan gerakan epirogenesa. Orogenesa atau pembentukan pegunungan, yaitu gerak pada kulit bumi yang relatif cepat dan meliputi daerah tidak luas. Sementara epirogenesa adalah gerakan pengangkatan atau penurunan benua secara perlahan-lahan dari kulit bumi yang luas. Gerak orogenesa menghasilkan bentukan pada permukaan bumi berupa lipatan dan patahan.

Vulkanisme adalah peristiwa pergerakan magma di dalam kulit bumi hingga ke permukaan bumi. Vulkanisme juga berhubungan dengan pembentukan gunung api. Magma adalah batuan cair pijar bersuhu tinggi, terdiri dari berbagai mineral serta mengandung gas yang larut di dalamnya. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas dan merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. Setiap gerakan merupakan peristiwa vulkanisme.

Terobosan magma ke dalam lapisan kulit bumi yang tidak sampai keluar permukaan bumi disebut intrusi magma. Terobosan magma ini berupa punggungan, seperti pantai barat Sumatra, punggungan bawah laut lepas, pantai selatan Jawa, yang kemudian bersambung ke Sumba, Rote, Sabu, Timor, Aru, Seram, dan Buru.

Gempa bumi adalah getaran di permukaan bumi yang berasal dari dalam lapisan-lapisan kulit bumi. Gempa dapat dibagi atas gempa tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
b. Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen biasanya merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen hingga mendapat bentuk akhir. Tenaga eksogen bekerja hanya pada permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat dikelompokkan pada pelapukan, pengangkutan, pengikisan, dan pengendapan.

Pelapukan dapat dibedakan atas pelapukan mekanis, pelapukan biologi, dan pelapukan kimiawi. Pelapukan mekanis terjadi karena pemuaian dan penyusutan batu-batuan akibat naiknya suhu udara pada siang hari dan turunnya suhu pada malam hari. Pelapukan batu-batuan hanya memecahkan batu-batuan menjadi bagian-bagian kecil tanpa mengubah susunan kimianya. Dari batu besar menjadi lebih kecil, seperti kerikil, pasir, dan debu. Pelapukan biologi adalah pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup. Misalnya, desakan akar tumbuh-tumbuhan pada batuan. Sementara pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang merusak batu-batuan sekaligus mengubah susunan kimiawinya. Pelapukan kimiawi terjadi karena adanya gas asam arang yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, udara, dan batuan itu sendiri. Pelapukan ini banyak terjadi pada daerah batu kapur, seperti Pegunungan Sewu Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

Pengangkutan adalah pemindahan serta penempatan bahan-bahan yang sudah lapuk dan terkikis. Bahan tersebut dibawa dari suatu tempat ke tempat lain oleh air, angin, gletser, dan ombak. Pada umumnya, pengangkutan dapat terjadi dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Pengikisan adalah gaya perusakan batu-batuan pada permukaan bumi. Pengikisan terjadi saat pengangkutan massa batuan hancur pada pelapukan oleh air, angin, gletser atau ombak terhadap daerah yang dilaluinya. Pengikisan oleh air mengalir disebut erosi, pengikisan oleh air laut disebut abrasi, pengikisan oleh udara disebut deflasi, dan pengikisan oleh gletser disebut eksarasi.
Pengendapan merupakan kelanjutan dari tenaga eksogen dalam mencapai pekerjaan akhirnya. Bahan-bahan diangkut dan dikikis selama dalam pengangkutan akan diendapkan di suatu tempat yang lebih rendah. Hasil pengendapan disebut bahan endapan atau aluvial. Pengendapan dapat terjadi di dasar laut, dasar sungai, pinggir sungai, dasar danau, dan dataran rendah.

Macam-Macam Bentuk Muka Bumi Indonesia
Bentuk muka bumi Indonesia seperti keadaan sekarang merupakan hasil pekerjaan atau kegiatan tenaga eksogen dan endogen. Beberapa bentuk muka bumi Indonesia akibat geologi, antara lain lipatan dan patahan, gunung, dataran, daerah karst, dangkalan, basin, dan palung.

a. Lipatan dan Patahan
Adanya gerak tektonik pada kulit bumi menimbulkan lipatan dan patahan. Bentuk lipatan adalah gelombang lapisan batuan. Lipatan terjadi karena arah tenaga endogen yang mendatar dalam waktu lama secara perlahan-lahan. Pada lipatan terdapat punggung lipatan yang disebut antiklinal. Bagian rendah antara dua antiklinal disebut sinklinal. Persebaran lipatan di Indonesia terdapat pada deretan Pegunungan Muda Sirkum Pasifik ataupun Sistem Pegunungan Muda Mediterania.
Patahan terjadi bila hubungan lapisan batuan pada kulit bumi terputus. Patahan dapat juga terjadi karena pengurangan lapisan dalam kerak bumi, misalnya karena letusan vulkanisme sehingga satu bagian kulit bumi merosot terhadap bagian di sebelahnya. Daerah patahan yang terkenal di Indonesia adalah Patahan Lembang di Jawa Barat, Pegunungan Jiwo dan Pegunungan Kidul di Jawa Tengah, dan Patahan Semangko di Bukit Barisan Sumatra.

b. Gunung
Gunung terjadi karena terobosan magma pada lapisan kulit bumi dan magma tersebut tidak sampai ke permukaan bumi. Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi Gunung Api Maar, Perisai, dan Strato.

Persebaran gunung dan pegunungan di Indonesia terdapat di seluruh pulau Indonesia, terutama daerah yang dilalui oleh deretan Pegunungan Muda Mediterania dan Sirkum Pasifik. Gunung-gunung tersebut termasuk gunung yang masih aktif.
c. Dataran Rendah dan Dataran Tinggi
Dataran adalah tanah atau daerah dengan permukaan bumi rata atau sedikit bergelombang dan meliputi wilayah yang luas. Dataran ini tidak dimaksudkan sebagai bidang datar seperti meja, tetapi ada yang datar dengan kemiringan lemah atau daerah bergelombang lemah. Dataran di negara kita termasuk daerah subur. Dataran terbagi dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran tinggi adalah suatu daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 300 m dari permukaan air laut. Dataran rendah adalah daerah datar yang berada di bawah ketinggian 300 m di atas permukaan laut.

d. Daerah Karst
Daerah karst atau kapur merupakan batuan sedimen atau endapan yang berasal dari timbunan binatang kapur sejenis kerang yang terbentuk di daerah laut. Batuan kapur terdapat di daratan pada berbagai daerah sebagai akibat proses pengangkatan dasar laut secara berangsur-angsur seperti daerah karst di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai Sulawesi Selatan. Daerah karst ini mudah larut oleh air yang mengandung CO3. Sebagai akibat dari proses pelarutan kimiawi terbentuklah doline, sungai bawah tanah, dan gua kapur dengan stalaktit dan stalagmit.

e. Dangkalan/Paparan
Bentuk permukaan bumi di dasar laut terdiri dari dangkalan atau laut dangkal berupa dataran, basin, cekungan, dan palung laut. Paparan atau dangkalan zona laut terhitung dari garis surut terendah sampai pada kedalaman 120–200 m. Paparan ini merupakan dataran pada dasar laut dangkal. Kelanjutan dari paparan ini di dasar laut Indonesia adalah lereng yang curam ke arah laut dalam.
Pojok Info
Pada wilayah perairan laut Indonesia terdapat dua laut dangkal atau paparan. Laut dangkal yang pertama, yaitu Dangkalan Sunda. Hasil penelitian geologi menunjukkan bahwa Dangkalan Sunda pada zaman dahulu kala merupakan daratan yang utuh dan menyatu dengan Asia. Dataran Sunda terjadi karena muka laut berulang kali naik karena pada zaman es (sesuai dengan periodesasi glasiasi) sehingga terbentuk Paparan Sunda dengan Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Beberapa bukti yang masih ditelusuri faktanya adalah sebagai berikut.
  1. Terdapat jejak dua sistem aliran sungai yang terbenam di dalam laut, yaitu Sungai Sunda Utara dan Sungai Sunda Selatan.
  2. Adanya persamaan jenis ikan tawar di sungai-sungai Sumatra bagian timur dan Kalimantan bagian barat. Padahal, antara sungai-sungai di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur tidak dijumpai kesamaan.
  3. Adanya persamaan beberapa spesies binatang Asia yang ada di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. 
Laut dangkal kedua adalah Dangkalan Sahul. Hasil penelitian geologi menunjukkan Dangkalan Sahul pada zaman dahulu merupakan daratan yang utuh dan menyatu dengan Australia. Dangkalan Sahul terjadi karena muka laut berulang kali naik pada zaman es (sesuai dengan periodesasi glasiasi) sehingga terbentuk dangkalan sahul dengan Pulau Irian dan Kepulauan Aru serta pulau-pulau kecil sekitarnya.
Beberapa bukti yang masih dapat ditelusuri faktanya adalah sebagai berikut.
  1. Adanya fauna yang sama di Irian dan Kepulauan Aru dengan binatang di Australia, misalnya kanguru dan cendrawasih. Di Kepulauan Kei Maluku (pada wilayah laut dalam) hewan-hewan ini tidak dijumpai.
  2. Adanya sungai-sungai di dasar laut, yaitu di sekitar Laut Arafuru.
f. Basin dan Palung
Laut dalam di Indonesia terdapat di perairan Indonesia bagian tengah. Bentuk topografi dasar laut dalam atau sangat dalam berupa depresi atau cekungan. Bentuk dasar laut dalam mempunyai topografi beragam dengan berbagai bentuk basin dan palung.

Basin adalah cekungan atau lembah atau lubuk pada dasar laut. Basin merupakan depresi yang kejadiannya dapat secara struktural (pembentukan muka bumi) ataupun erosional (terjadi akibat pengikisan). Basin berbentuk baskom atau belanga di dasar laut. Basin dapat berbentuk lubuk (cekungan) dengan daerah yang luas dan dalam di lautan dan berbentuk lembah.

Palung atau trench adalah dasar laut yang sempit dengan lereng yang curam. Palung ini menyerupai ngarai di laut dalam dengan bentuk lonjong memanjang. Contohnya Palung Mindanau 10.500 m, Palung Marina 9.635 m, dan Palung Jawa 8.000 m. Bentuk muka bumi yang lain pada dasar laut adalah deretan pegunungan yang disebut ambang atau punggung laut. Di Indonesia terdapat di bagian tengah yang disebut ambang tengah laut Indonesia. Punggung laut ini banyak terdapat di Samudra Pasifik.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post