Macam-macam Gejala Alam

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Alam menyediakan berbagai macam kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan sawah untuk bercocok tanam. Manusia juga memerlukan air sungai untuk mengairi sawah. Manusia membutuhkan kayu di hutan sebagai bahan membuat meja, kursi, almari, atau lainnya. Begitu banyak manfaat alam bagi manusia. Maka dari itu, kelestarian alam menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia. Jika alam rusak, maka manusia akan kesulitan mencukupi kebutuhannya. Selain memberikan manfaat, alam juga dapat mendatangkan bencana bagi manusia. Terdapat berbagai macam peristiwa alam yang dapat membahayakan manusia. Peristiwa tersebut dinamakan bencana alam.

A. Gejala Alam di Indonesia
Gejala alam adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam. Banyak gejala alam yang terjadi di sekitar kita diantaranya banjir, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Lalu apa kaitan antara gejala alam dengan bencana alam? Bencana alam merupakan gejala alam yang mendatangkan kerugian bagi manusia. Bencana alam mampu menghancurkan harta benda manusia. Bahkan, bencana alam yang terjadi dapat merenggut nyawa manusia.

Terdapat 2 faktor yang memengaruhi gejala alam, yaitu keadaan alam dan perilaku manusia. Gejala alam yang dipengaruhi keadaan alam antara lain gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, banjir, dan angin topan. Adapun gejala alam yang terjadi akibat perilaku manusia adalah banjir dan tanah longsor.

Gejala alam yang terjadi di Indonesia juga terjadi di negara-negara tetangga. Mengapa demikian? Karena kenampakan alam negara-negara tetangga hampir sama dengan kenampakan alam di Indonesia. Misalnya, gempa bumi dan letusan gunung berapi juga dialami Filipina. Bencana tsunami pernah dialami Thailand. Banjir juga sering melanda Vietnam, Kamboja, dan Laos. Berikut ini akan diuraikan macam-macam gajala alam yang terjadi di sekitar kita.

1. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi dengan kekuatan besar dapat menyebabkan kerugian bagi manusia. Gejala alam tersebut mampu merobohkan berbagai macam bangunan. Reruntuhan bangunan inilah yang kemudian dapat menimbulkan korban jiwa.

Kekuatan gempa bumi dapat diukur dengan Pengukur Richter. Berdasarkan Pengukur Richter, gempa bumi dikelompokkan menjadi 9 ukuran. Ukuran tersebut dimulai dari skala 1 sampai 9. Skala ini disebut Skala Richter (SR). Makin besar skalanya, berarti makin besar kekuatan gempa bumi tersebut. Kekuatan gempa juga dapat diukur dengan Skala Mercalli. Ukuran Skala Mercalli dimulai dari skala 1 sampai 12. Namun ukuran ini jarang digunakan saat ini. Alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi adalah seismograf.
Gempa bumi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu;

1. Gempa Vulkanik.
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi saat akan terjadi letusan gunung api. Gempa bumi vulkanik disebabkan oleh pergerakan magma ke atas di dalam gunung berapi. Magma yang bergerak ke atas, akan memecah batuan yang mengakibatkan getaran berkepanjangan. Getaran ini dirasakan hingga ke permukaan bumi

2. Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Lempeng bumi selalu bergerak sepanjang waktu. Lempeng bumi berhimpitan satu sama lain. Gesekan antartepian lempeng inilah yang mengakibatkan gempa bumi. Titik gempa bumi tektonik biasanya berada di dasar laut. Getaran gempa tersebut dirasakan hingga ke daratan. Titik pusat gempa ini disebut episentrum.

Menghadapi Gempa Bumi
Bencana gempa bumi memang tidak bisa ditentukan kapan terjadinya, tapi kita bisa melakukan sesuatu jika gempa bumi itu datang menimpa. Ada beberapa cara untuk menghadapinya yaitu:

1. Jika kita di dalam ruangan
  1. Jauhi barang-barang yang mudah jatuh, seperti lemari dan lampu gantung
  2. Matikan api kompor jika sedang memasak, serta matikan juga peralatan elektronik lainnya untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  3. Hindari pula barang yang mudah pecah, seperti kaca dan jendela.
  4. Berlindunglah di bawah meja atau tempat lain yang terlindung dari kemungkinan runtuhnya barang-barang.
  5. Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan.
2. Jika kita di luar ruangan
  1. Jauhi pohon-pohon yang tinggi, dan tiang listrik.
  2. Carilah daerah yang terbuka seperti lapangan atau tempat lain yang jauh dari pepohonan dan gedung tinggi.
  3. Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan
3. Jika kita sedang dalam kendaraan
  1. Segera hentikan kendaraan di tempat yang terbuka.
  2. Jauhi pepohonan, tiang listrik, papan reklame dan gedung-gedung tinggi.
  3. Jangan berhenti di bawah jembatan, baik jembatan layang maupun jembatan penyebrangan.
  4. Lindungi kepala dari kemungkinan tertimpa benda-benda yang tidak kita inginkan.
4. Persiapan untuk keadaan darurat
  1. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang .
  2. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya: Lampu senter berikut baterai cadangannya, Air minum, Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya, Makanan yang tahan lama seperti biskuit, Sejumlah uang tunai, Buku tabungan, Korek api, Lilin, Helm, Pakaian dalam, Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat.
Hal yang terpenting dari semua itu lebih kepada pribadi kita sendiri yaitu jangan panik menghadapi musibah gempa ini. Tetap tenang dan jangan terburu-buru, lakukanlah dengan penuh perhitungan. Jika perlu mengungsi, mengungsilah ke tempat yang sudah ditentukan dan jangan mendekati daerah yang lebih rendah seperti laut, untuk menghindari terjadinya tsunami.

2. Gunung Meletus
  1. Bagi penduduk yang tinggal di sekitar gunung, terutama gunung berapi, kemungkinan terjadinya gunung meletus selalu ada. Pada umumnya gunung yang akan meletus tidak langsung memuntahkan material yang dikandungnya. Gunung yang akan meletus mempunyai tanda tertentu. Tanda-tanda tersebut antara lain:
  2. Terjadinya gempa yang berulang-ulang
  3. Banyak binatang yang meninggalkan hutan di sekitar gunung
  4. Udara di sekitar gunung menjadi sangat panas
  5. Gunung mengeluarkan debu dan asap secara terus menerus
  6. Gunung mengeluarkan lelehan-lelehan lava pijar maupun lahar dingin
  7. Tercium bau belerang yang sangat menyengat
Wilayah Asia Tenggara dilalui 2 rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Pertemuan kedua rangkaian pegunungan tersebut adalah di Sibolga, arah Laut Banda. Di Indonesia, banyak wilayah yang terbentuk dari aktivitas vulkanik. Hal ini menyebabkan Indonesia sering terjadi letusan gunung berapi.

Kita tentunya pernah mendengar berita tentang letusan gunung api. Gunung yang dapat meletus adalah gunung yang masih aktif dengan ciri utamanya adalah puncak gunung tersebut mengeluarkan asap. Di Indonesia terdapat 400 gunung api. Sekitar 128 gunung tersebut merupakan gunung api aktif. Sebanyak 22 gunung api aktif terdapat di Pulau Jawa. Bahaya apa yang ditimbulkan oleh letusan gunung api? Bahaya utama dari letusan gunung adalah lontaran material, seperti abu vulkanik, batu, lahar, dan awan panas.

3. Tsunami
Gelombang tsunami adalah sebuah ombak yang terjadi setelah adanya gempa di bawah permukaan laut atau suatu longsor di bawah permukaan laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya gelombang air laut yang besar dengan ketinggian mencapai 30 meter bahkan lebih di tengah laut dengan kecepatannya dapat mencapai 725-800 km per jam dan mampu menempuh jarak ratusan kilometer. Gelombang tersebut berawal di laut yang kemudian bergerak menuju pantai. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.

Menghadapi Tsunami
Hal-hal yang bisa dilakukan jika tsunami terjadi adalah sebagai berikut:
  1. Jika kita sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuatkuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
  2. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
  3. Jika situasi tidak memungkinkan untuk pergi ke tempat evakuasi, carilah bangunan bertingkat yang bertulang, gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
  4. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan bebas dan tidak membawa apa-apa.
4. Banjir
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir itu sendiri berarti meluapnya air sungai ke daerah-daerah yang dilalui aliran sungai. Keadaan ini tercipta karena daya tampung air sungai tidak mencukupi dengan volume air yang ada. Seperti kita ketahui bahwa salah satu sifat air adalah mencari tempat yang rendah, maka aliran sungai yang banjir akan menggenangi daerah yang dilaluinya. Banjir lebih disebabkan karena ulah manusia itu sendiri yang tidak menjaga lingkungannya.

Banjir sering terjadi terutama pada musimhujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.

Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya yaitu:
  1. Selamatkan barang-barang berharga
  2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita
  3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng.
  4. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.
Mencegah Banjir
Ada ungkapan lebih baik mencegah daripada mengobati. Itu merupakan ungkapan yang bijaksana mengingat upaya pencegahan lebih mudah dilakukan daripada mengobati itu sendiri. Hal ini pun bisa kita terapkan dalam hal pencegahan banjir. Ada beberapa upaya untuk mencegah terjadinya banjir, yaitu:
  1. Membuang sampah pada tempatnya
  2. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
  3. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa kita
  4. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
  5. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
  6. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan kata lain tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi dibiarkan berupa tanah.
  7. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.
5. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Penyebab utama terjadinya longsor adalah hujan lebat pada daerah yang mempunyai lereng curam. Daerah yang tinggi dengan lereng curam serta tidak adanya pepohonan akibat penebangan kayu liar mengakibatkan terjadinya longsor yang menghantam daerah di bawahnya. Peristiwa longsor ini sering tidak disadari oleh masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan atau pegunungan yang gundul atau kurang memiliki ketahanan tanah yang kuat. Longsor juga banyak disebabkan karena ulah tangan manusia yang tidak bisa menjaga lingkungan. Longsor juga mengakibatkan banyak korban jiwa yang tidak sedikit. Longsoran tanah dapat menimbun bangunan, merusak jalan, dan bangunan lainnya.

Hal – hal yang perlu diketahui atau dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor adalah:
  1. Jangan menebang pepohonan tanpa diiringi penanaman kembali
  2. Lakukan penanaman atau penghijauan lahan pada daerah yang gundul
  3. Memahami pentingnya keberadaan pohon – pohon sebagai penahan air hujan
  4. Belajar mencintai dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap segar dan asri
6. Angin
Gejala alam lain yang sering terjadi di Indonesia adalah angin. Terdapat beberapa angin terkenal di negara kita. Salah satunya adalah angin jatuh. Angin jatuh bersifat kering dan panas. Angin jatuh bertiup dari puncak gunung menuju lereng gunung. Angin jatuh dapat merusak tanaman. Beberapa angin jatuh di Indonesia antara lain angin bohorok di Sumatra Utara, angin brubu di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah, serta angin gending di Jawa Timur.

Angin yang juga membahayakan manusia adalah angin topan. Angin ini bertiup kencang menerjang apa saja yang dilewati. Angin topan mampu merobohkan bangunan, pohon, dan merusak bangunan lain. Angin yang membawa akibat sama dengan angin topan adalah angin puting beliung. Angin yang gerakannya berputar ini menjadi salah satu pembawa bencana bagi manusia.

Angin topan juga pernah melanda beberapa negara di dunia. Terdapat 3 topan terburuk yang pernah melanda Bangladesh.
  1. Pada tanggal 12 November 1970, Topan Bhola menewaskan 500.000 orang.
  2. Tanggal 29 April 1991, Topan Gorky menewaskan sekitar 138.000 orang.
  3. Pada tanggal 15 November 2007, Bangladesh dilanda Topan Sidr. Diperkirakan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia akibat angin topan ini.
Sementara itu, tanggal 24 – 31 Agustus 2005 terjadi angin topan yang melanda wilayah tenggara Amerika Serikat. Angin topan tersebut bernama Katrina. Diperkirakan sekitar 1289 orang meninggal. Daerah yang mengalami kerusakan paling parah adalah Kota New Orleans

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post