Kejadian atau peristiwa penting yang terjadi pada masa lalu itulah yang disebut sejarah. Sejarah dapat memengaruhi kehidupan saat ini. Sejarah juga dapat memengaruhi masa mendatang. Apabila peristiwa sejarah diurutkan kejadiannya, maka kita dengan mudah memahaminya. Sumber sejarah dapat kita peroleh dari para pelaku atau saksi sejarah. Selain itu, dari catatan berupa prasasti serta kitab-kitab kuno. Dapat pula dari benda-benda
sejarah, seperti arca, senjata, bangunan, dan candi.
Sedangkan benda-benda masa lampau
yang masih dapat dilihat saat ini disebut peninggalan sejarah. Dapatkah kamu
menyebutkan peninggalan sejarah di Indonesia?
Mari kita uraikan satu demi satu sejarah Indonesia sejak masa Hindu hingga
Buddha. Selain itu, kita juga akan menelusuri peninggalan pada masa tersebut.
Di Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai bentuk peninggalan sejarah
bercorak Hindu. Lalu sejak kapan dan bagaimana ajaran Hindu
masuk ke Indonesia? Lalu apa saja bentuk-bentuk peninggalan sejarah bercorak
Hindu? Mari kita bahas.
1. Perkembangan Ajaran Hindu di Indonesia
Perkembangan ajaran agama Hindu berawal sekitar tahun 1500 sebelum Masehi
(SM). Ditandai dengan datangnya bangsa Yunan. Bagaimana mereka bisa sampai
ke Indonesia? Mereka memasuki wilayah Nusantara dengan perahu layar. Kelompok
ini datang dari Kampuchea (Kamboja). Mereka mendirikan rumah dan hidup secara
berkelompok dalam masyarakat desa dan menetap di Nusantara.
Kebudayaan mereka sudah cukup maju. Mereka sudah mengenal bercocok tanam.
Mereka juga berdagang dan membuat peralatan dari tanah liat serta logam. Mereka
inilah nenek moyang bangsa Indonesia.
Kepercayaan yang mereka anut ialah animisme dan dinamisme. Animisme adalah
kepercayaan yang memuja roh nenek moyang atau roh halus. Dinamisme adalah
pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Misalnya
keris, tombak, batu akik, dan patung.
Kapan ajaran Hindu masuk ke Indonesia? Ajaran Hindu masuk ke Indonesia sejak
permulaan masehi. Agama Hindu dikenal penduduk Indonesia melalui hubungan
dagang dengan India.
Kitab suci agama Hindu yaitu Weda. Ajaran Hindu merupakan ajaran yang memuja
banyak dewa. Dewa-dewa yang dianggap menempati posisi paling tinggi yaitu Dewa
Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Syiwa. Ketiga dewa itu disebut Trimurti atau tiga
dewa yang bersatu. Trimurti diwujudkan dalam bentuk patung.

Masyarakat dalam ajaran agama
Hindu mengenal adanya kasta.
Kasta yaitu susunan kelompok
masyarakat sesuai tingkatan
kehidupan sosial. Kasta-kasta
dalam masyarakat Hindu adalah
sebagai berikut;
- Kasta Brahmana terdiri para pendeta.
- Kasta Ksatria terdiri atas golongan para raja, prajurit, dan bangsawan.
- Kasta Waisya terdiri atas golongan pemilik modal, pedagang kaya, dan petani kaya.
- Kasta Sudra terdiri atas golongan buruh dan petani miskin.
2. Kerajaan Hindu di Indonesia dan Peninggalannya
Adik-adik, pengaruh ajaran dan budaya Hindu terhadap budaya Indonesia
sangatlah kuat. Bahkan, saking kuatnya sampai memengaruhi kehidupan masyarakat terutama dalam hal
pemerintahan. Hal ini ditunjukkan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak
Hindu. Nah, mari bersama-sama melacak kerajaan-kerajaan Hindu yang pernah
ada di Indonesia.
a. Kerajaan Kutai
Menurut para ahli, nama Kutai berasal dari istilah Cina khothay yang berarti
kerajaan besar. Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan
Kutai didirikan oleh Kudungga pada abad ke-4 M. Bukti berdirinya Kerajaan
Kutai adalah ditemukannya yupa. Yupa yaitu tiang batu pengikat hewan korban
yang dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dengan huruf Pallawa
dan bahasa Sanskerta.
Berdasarkan tulisan dalam yupa, raja Hindu pertama di Kerajaan Kutai adalah
Aswawarman. Ini dibuktikan oleh gelar yang dimilikinya, yakni wangsakerta atau
pendiri keluarga kerajaan (dinasti).
Dari tulisan pada yupa tersebut dapat disimpulkan adanya tiga generasi. Silsilah
dimulai dari Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman.
Aswawarman mempunyai tiga anak, satu di antaranya Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang menjadi
kerajaan besar. Hal ini diketahui dari prasasti yang ditemukan. Bukti-buktinya
dapat ditunjukkan sebagai berikut.
- Raja mengadakan upacara waprakeswara (sebidang tanah suci) setiap tahun.
- Raja membagi hadiah kepada para brahmana berupa tanah, ternak, dan emas dengan adil.
Mulawarman memerintah kerajaan
dengan bijaksana. Semasa
pemerintahannya, rakyat
hidup cukup makmur.
Sebagai ucapan terima kasih,
rakyat melakukan hal-hal
seperti berikut.
- Mengadakan kenduri untuk keselamatan raja.
- Membuat prasasti atau yupa yang berisi tulisan-tulisan tentang raja mereka.

Para brahmana juga membangun sebuah batu bertulis. Hal ini sebagai
ungkapan terima kasih kepada Raja Mulawarman. Raja telah memberi hadiah
kepada mereka berupa minyak kental, lampu, dan sapi sebanyak 20.000 ekor.
Peninggalan sejarah Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu di antaranya
sebagai berikut.
- Tujuh buah yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muara Kaman pada tahun 1879 dan 1940.
- Kalung Cina yang terbuat dari emas.
- Arca-arca bulus.
- Arca-arca Buddha dari perunggu.
- Arca batu.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.
Keberadaan kerajaan ini dapat dilacak dengan ditemukannya tujuh buah
prasasti. Selain itu, dari sumber-sumber berita dari luar negeri. Kerajaan
Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan
Tarumanegara berdiri pada abad ke-5 M. Wilayahnya meliputi Karawang,
Jakarta, Bogor, dan Banten. Raja yang terkenal dari Tarumanegara adalah
Purnawarman. Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu.
Mata pencaharian pokok penduduk Tarumanegara adalah bertani dan
berdagang. Namun, para petani sering gagal panen karena dilanda banjir.
Pada tahun ke-22 masa pemerintahannya, Purnawarman membangun saluran
air. Tujuan pembangunan saluran itu untuk mengairi sawah dan mencegah
banjir. Saluran itu bernama Gomati dan Chandrabagha. Pembuatannya
berlangsung selama 21 hari. Panjang saluran 6.112 tombak (11 km). Coba
kamu bayangkan, saluran sepanjang itu dikerjakan dalam waktu singkat!
Selesainya pembangunan saluran air ditandai penyerahan 1.000 ekor lembu
kepada para brahmana.
Raja Purnawarman digambarkan sebagai raja yang gagah berani. Ia juga tegas
menghadapi masalah dan musuh. Kerajaan Tarumanegara selalu mengadakan
hubungan baik dengan bangsa lain. Misalnya dengan Cina. Hal ini terbukti dalam catatan bangsa Cina dan Prasasti Tarumanegara. Selain itu, penuturan FaHsien,
seorang musafir Buddha dari Cina.
Menurut Fa-Hsien, di Tarumanegara terdapat lebih dari satu agama dan
kepercayaan. Ajaran Hindu yang berkembang di Tarumanegara diajarkan oleh
Rahib Gunawarman.
Kerajaan Tarumanegara mempunyai banyak peninggalan sejarah. Semua
peninggalan itu dapat menunjukkan keberadaan kerajaan Tarumanegara.
Peninggalan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
1) Prasasti Ciaruteun
Ditemukan di Ciampea,
Bogor, Jawa Barat. Pada
prasasti ini terdapat
telapak kaki Raja Purnawarman
dan lukisan labalaba.
Raja Purnawarman
dianggap sebagai
perwujudan Dewa Wisnu.
2) Prasasti Jambu
Ditemukan di Bukit
Koleangkak, 30 km
sebelah barat daya Kota
Bogor. Pada prasasti ini
tertulis kata tarumayam
(Tarumanegara).
3) Prasasti Lebak (Cidanghiang)
Ditemukan di Kampung Lebak, Pandeglang, Banten. Prasasti ini
menyebutkan bahwa Raja Purnawarman adalah raja yang agung,
pemberani, dan perwira.
4) Prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di Kampung Muara Hilir, Bogor. Pada prasasti ini terdapat
lukisan telapak kaki Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu).
5) Prasasti Tugu
Ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti ini memiliki
tulisan terpanjang. Prasasti ini menceritakan pembuatan saluran air
(Gomati dan Chandrabhaga) oleh Raja Purnawarman.
6) Prasasti Pasir Awi
Ditemukan di Pasir Awi, Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini terdapat lukisan
tapak kaki. Prasasti ini belum bisa dibaca karena dalam huruf ikal.

7) Prasasti Muara Cianten
Ditemukan di Muara Cianten, Bogor, Jawa Barat. Seperti Prasasti Pasir
Awi, prasasti ini juga belum bisa terbaca.
8) Selain prasasti juga ditemukan arca-arca. Misalnya arca Rajarsi ditemukan
di Jakarta. Di Desa Cibuaya ditemukan arca Wisnu Cibuaya I dan arca
Wisnu Cibuaya II.

Nama Tarumanegara berasal dari kata tarum yang artinya nila. Nama Taruma dihubungkan dengan nama Citarum. Beberapa prasasti dari Kerajaan Tarumanegara ditemukan di sekitar Sungai Citarum, Jawa Barat.
c. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad ke-8 M. Kerajaan ini terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan kerajaan ini tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan catatan pada prasasti, kerajaan bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Prasasti Canggal juga mengungkapkan pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
Sebelumnya, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh seorang raja bernama Sanna. Raja Sanna memerintah rakyat dengan bijaksana. Kerajaannya kaya padi dan emas. Oleh karena itu, Pulau Jawa mendapat sebutan Jawadwipa. Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram sangat banyak. Di antaranya berupa Candi Gedong Songo, kompleks Dieng, dan komplek Candi Prambanan. Kehidupan rakyat cukup makmur terbukti banyaknya candi-candi.

Bencana alam karena letusan Gunung Merapi mengakibatkan berakhirnya Kerajaan
Mataram Kuno. Bencana ini dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia.
d. Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja
Airlangga. Ia mempunyai tiga orang anak yaitu Sanggramawijaya,
Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Awalnya, Airlangga menurunkan tahta kepada Sanggramawijaya. Namun,
Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia memilih jalan hidupnya sebagai pertapa.
Sanggramawijaya mendapat julukan Raja Sucian atau Dyah Kili Suci. Namun,
Airlangga masih mempunyai dua anak lainnya. Kemudian Airlangga membagi
kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini untuk menghindari perang saudara.
Pada tahun 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan atas perintah
Airlangga. Kerajaan Panjalu atau Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan
Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang beribu kota di Kahuripan
diserahkan Mapanji Garasakan.
Airlangga selanjutnya mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi
Gentayu. Pada tahun 1049, Airlangga wafat dan dimakamkan di Candi Belahan.
Berikut ini raja-raja yang pernah memerintah Kediri.
• Bameswara /Kameswara I (tahun
1115–1130 M)
• Jayabaya (1130–1160 M)
• Sarweswara (1160–1170 M)
• Aryyeswara
• Gandra
• Srungga
• Kertajaya (1200–1222 M)
Kertajaya merupakan raja terakhir
Kerajaan Kediri. Ia mendapat sebutan
Dandhang Gendhis. Akhirnya,
Kertajaya dengan terpaksa menyerahkan
kerajaannya kepada Singasari
(Ken Arok). Peristiwa itu menandai
berakhirnya riwayat Kerajaan Kediri.
Sekarang, mari melihat peninggalan
sejarah pada zaman Kerajaan Kediri.
Peninggalan berupa prasasti di
antaranya sebagai berikut.
• Prasasti Penumbangan (1120)
• Prasasti Hantang (1135)
• Prasasti Talan (1136)
• Prasasti Jepun (1144)
• Prasasti Weleri (1169)
• Prasasti Angin (1161)
• Prasasti Padlegan (1170)
• Prasasti Jaring (1181)
• Prasasti Semandhing (1182)
• Prasasti Ceker (1185)
Peninggalan dalam bidang kesusastraan di antaranya sebagai berikut.
• Kakawin Arjuna Wiwaha oleh Mpu Kanwa
• Kresnayana oleh Mpu Triguna
• Samanasantaka oleh Mpu Managuna
• Smaradahana oleh Mpu Darmaja
• Hariwangsa oleh Mpu Panuluh
• Gathotkaca Sraya oleh Mpu Panuluh
• Bharatayuda oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah
• Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka oleh Mpu Tanakung.
e. Kerajaan Singasari
Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Pada awalnya, Ken arok adalah
Akuwu Tumapel. Ken Arok membantu para brahmana Kediri melawan Raja
Kertajaya. Setelah memenangkan perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel
bergabung. Muncullah kerajaan baru bernama Kerajaan Singasari.
Raja yang memerintah Singasari secara berturut-turut sebagai berikut.
1) Ken Arok (1222–1227)
Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat namanya terkenal dan
harum. Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia bergelar Sri
Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat dinasti baru dengan nama Girindrawangsa. Ken Arok
menganggap dirinya keturunan Dewa Syiwa.
Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangat buruk. Ia telah membunuh Mpu
Gandring dan Tunggul Ametung. Bahkan, ia memperistri Ken Dedes (istri
Tunggul Ametung). Pada waktu itu, Ken Dedes sedang mengandung anak
Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir diberi nama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes membuahkan tiga anak. Ada
Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang mempunyai empat anak.
Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola,
dan Dewi Rambi.
Perlakuan Ken Arok kepada Anusapati berbeda dengan anak-anak yang
lain. Anusapati menjadi curiga. Lalu apa yang dilakukan Anusapati?
Anusapati bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Anusapati
mengetahui bahwa Ken Arok lah yang membunuh ayahnya. Lalu Anusapati
membunuh Ken Arok menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan
tewasnya Ken Arok, berakhir pula kekuasaannya di Singasari.
2) Anusapati (1227–1248)
Anusapati menjadi raja Singasari menggantikan Ken Arok. Selama
berkuasa, Anusapati tidak berhasil membuat kemajuan bagi Singasari.
Anusapati mempunyai kegemaran menyabung ayam. Ia tidak punya waktu
untuk memikirkan nasib rakyat. Anusapati juga terbunuh dengan keris Mpu
Gandring. Anusapati dibunuh Tohjaya yang dendam atas kematian ayahnya
(Ken Arok).
3) Tohjaya (1248 M)
Tohjaya naik tahta kerajaan hanya bertahan satu tahun. Hal ini diakibatkan
serangan dari Ranggawuni (anak Anusapati) yang dibantu Mahisa
Cempaka.
4) Ranggawuni (1248–1268)
Ranggawuni naik tahta menggantikan Tohjaya. Ia bergelar Sri jaya
Wisnuwardhana. Dalam memerintah, Ranggawuni didampingi Mahisa
Cempaka (anak Mahisa Wong Ateleng). Sepeninggal Ranggawuni,
kekuasaannya digantikan oleh puteranya yang bernama Kertanegara.
5) Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan bergelar Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari mengalami puncak
keemasan. Kertanegara seorang raja yang arif dan bijaksana. Kertanegara
bercita-cita mempersatukan Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai
kerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut bernama Cakrawala
Mandala. Untuk mewujudkan cita-citanya, Kertanegara melakukan usahausaha
sebagai berikut.
- Mengganti beberapa pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita besarnya.
- Mempembarui sistem pemerintahan. Ia membentuk penasihat raja yang terdiri Rakyan I Hino, Rakyan I Sirikan, dan Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan Rakyan Kanjuruhan.
- Menaklukkan beberapa wilayah. Di antaranya Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat, dan Maluku. Selain itu juga melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.
- Mempererat hubungan dengan luar negeri. Misalnya dengan negara Campa.
Bagaimana kelanjutan Kerajaan Singasari? Nah, simak kisah selanjutnya.
Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina sedang giat memperluas
wilayah kekuasaan. Singasari termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan.
Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan kepada Kertanegara. Tujuannya agar
Singasari mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara menolak
permintaan itu. Akibatnya, Kubilai Khan marah dan mendatangkan
pasukannya dari Cina. Pada tahun 1292 M, pasukan Singasari dikerahkan
untuk menghadapi kekuatan bangsa Cina. Secara bersamaan, datanglah
serangan dari Kediri dipimpin Jayakatwang. Kertanegara membagi
pasukannya. Pasukan dipimpin menantunya, yaitu Raden Wijaya dan
Ardaraja (anak Jayakatwang). Namun, pasukan Ardaraja berbalik
membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari. Pasukan
Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang berhasil membunuh
Kertanegara.
Kertanegara dikubur di Candi
Singasari. Lalu, bagaimana nasib
Raden Wijaya? Ya, Raden Wijaya
bersama para pengikutnya, yaitu
Ranggalawe, Sora, dan Nambi
menyelamatkan diri ke Madura.
Raden Wijaya memanfaatkan
kedatangan bangsa Cina untuk
menyerang Jayakatwang. Raden
Wijaya menghasut pasukan Cina.
Ia mengatakan bahwa Jayakatwang
adalah Kertanegara yang mereka
cari. Pasukan Cina pun menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang,
mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari.
Adapun peninggalan sejarah Kerajaan Singasari di antaranya sebagai berikut.
- Candi Kagenengan, Candi Weleri, Candi Jago, Candi Mireng, dan Candi Singasari.
- Arca Prajnaparamita dan arca Amoghapasya.
- Prasasti Sarwadhana (1269).
f. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah Kerajaan Hindu terakhir. Kerajaan Majapahit didirikan oleh
Raden Wijaya. Kerajaan Majapahit terletak di Kecamatan Trowulan, Mojokerto
sebelah barat Surabaya. Kerajaan Majapahit mempunyai hubungan dengan
Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara. Masih
ingatkah kamu dengan serangan Jayakatwang terhadap Kertanegara? Dan
ingat-ingat pula kecerdikan Raden Wijaya dalam memanfaatkan datangnya
bangsa Cina!
Sepeninggal Jayakatwang, Raden Wijaya mendirikan kerajaan baru yang
bernama Majapahit. Secara berurutan Kerajaan Majapahit diperintah oleh rajaraja
berikut ini.
1) Raden Wijaya (1293–1309)
Raden Wijaya merupakan raja pertama sekaligus pendiri Majapahit. Raden
Wijaya bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana. Beliau memerintah
didampingi empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Di antaranya
Tribhuwaneswari, Narendradahita, Prajnaparamita, dan Gayatri. Para
pengikut Raden Wijaya yang berjasa diangkat menjadi pejabat tinggi
pemerintahan. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Akhirnya,
Kerajaan Majapahit diberikan kepada Jayanegara. Jayanegara ialah putra
dari perkawinannya dengan Tribhuwaneswari.
2) Jayanegara (1309–1328)
Pada masa pemerintahan Jayanegara banyak terjadi pemberontakan.
Semua pemberontakan pada dasarnya kelanjutan pada masa Raden
Wijaya. Ada pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora
(1311), pemberontakan Nambi (1316), pemberontakan Rasemi (1318), dan
pemberontakan Kuti (1319).
Pemberontakan yang paling besar adalah Kuti. Beruntung muncul seorang
ksatria bernama Gajah Mada. Ia berhasil menyelamatkan raja dari
pembunuhan. Ia juga berhasil menumpas pemberontakan. Pada tahun
1328, Jayanegara meninggal. Jayanegara diracun tabib istana yang
bernama Tancha.
3) Tribhuwanatunggadewi (1328–1350)
Jayanegara tidak mempunyai anak. Oleh karena itu, tahta selanjutnya
digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi. Ia merupakan adik tiri Jayanegara.
Tribhuwanatunggadewi adalah putri Raden Wijaya dengan Gayatri.
Pada masa pemerintahannya,
terjadi pemberontakan di Sadeng
(1331). Gajah Mada berhasil
menumpasnya. Akhirnya Gajah
Mada diangkat menjadi Mahapatih
Majapahit. Gajah Mada bersumpah
untuk menyatukan
Nusantara. Sumpah itu disebut
Sumpah Palapa.
4) Hayam Wuruk (1350–1389)
Hayam Wuruk merupakan anak
Tribhuwanatunggadewi dengan
Kertawardhana. Masa kejayaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh Indonesia. Bahkan, sampai
ke Siam, Birma, Kamboja, Amman, India, dan Cina.
Pada masa ini, kebudayaan Majapahit berkembang dengan pesat.
Tahukah kamu tokoh-tokoh yang berperan mengantarkan Majapahit ke
puncak jayanya? Selain Gajah Mada, ada Laksamana Nala dan
Adityawarman.
Lalu, apa saja peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit yang kamu ketahui?
Peninggalan Kerajaan Majapahit di antaranya berupa candi dan karya satra.
Peninggalam berupa candi antara lain Candi Panataran, Candi Sawentar,
Candi Bora, Candi Sumberjati, Candi Jabung, Candi Bajang Ratu, Candi
Tikus, dan Candi Sukuh.
Adapun peninggalan yang berupa karya sastra antara lain Negara
Kertagama (sejarah Singasari dan Majapahit); Sutasoma (cerita agama
Buddha); Kunjarakarna (cerita agama Buddha); serta Pararaton (sejarah
Singasari dan Majapahit/legenda).
Zaman keemasan Majapahit berakhir sepeninggal Hayam Wuruk dan
Gajah Mada.Hayam Wuruk wafat tahun 1389 dan Gajah Mada wafat tahun
1346.
Bagaimana kelanjutan tahta Kerajaan Majapahit? Kerajaan tetap
berlangsung di bawah pimpinan seorang raja.
5) Wikramawardhana (1389–1400)
Setelah Hayam Wuruk wafat, tahta Kerajaan Majapahit diduduki oleh
Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Setelah 12 tahun
memerintah, ia mengundurkan diri pada tahun 1400.
6) Putri Suhita
Putri Suhita anak Wikramawardhana. Pengangkatan Suhita tidak disetujui oleh Bhre Wirabhumi, yaitu anak Hayam Wuruk dari selir. Perang saudara
pun terjadi antara Ratu Suhita dengan Bhre Wirabhumi. Perang ini disebut Perang Paregreg (1401–1406).
Jadi, runtuhnya Majapahit antara lain disebabkan oleh tidak adanya tokoh yang kuat untuk menjaga kesatuan wilayah sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada, sehingga banyak daerah jajahan yang melepaskan diri. Faktor yang lain yaitu terjadi perang Paregreg (1401–1406), berkembangnya ajaran Islam di Pulau Jawa, datangnya armada Cina yang dipimpin Cheng–Ho.
Nama Majapahit diduga berasal dari nama sebuah pohon yaitu maja. Pada masa itu di Hutan Tarik banyak ditumbuhi pohon maja. Adapun nama Hayam Wuruk berarti ayam yang masih muda. Pada saat menduduki tahta usia Hayam Wuruk baru 16 tahun.