Bagaimana Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini

Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih populer dengan PAUD merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak usia nol tahun sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut baik itu yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, maupun jalur informal.

Menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun dimana pada rentan usia inilah anak sedang dalam masa emas (golden age) bagi perkembangannya. Tetapi menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1, rentang Anak Usia Dini adalah 0-6 tahun. 

Pada saat usia antara 0-6 merupakan masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Otak berkembang sangat cepat bahkan mencapai 80%. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi tidak peduli apakah informasi itu baik atau buruk. 
Brazelton seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak asal Amerika melakukan penelitian dan menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat lah menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya kelak.

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah kebanyakan orang tua atau bahkan kita kadang tidak menyadari kalau sikap yang kita terapkan pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Contohnya saja dengan memberikan tekanan sehingga pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri, minder, penakut, dan tidak berani mengambil resiko, yang terbawa sampai dewasa yang dapat menjadi penghambat dalam meraih dan mewujudkan keinginan atau cita-citanya. Padahal, apabila mampu bersikap positif maka resiko akan berubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan.

Tetapi bukankah keberhasilan itu ditentukan oleh seberapa pandai atau seberapa jeniuskah otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Ets.. tunggu dulu... Fakta bahwa banyak orang sukses yang justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya bshksn tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya sering kita dengar. Menurut saya, kesuksesan itu tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak saja. Lebih dari itu, kesuksesan lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar yaitu Diri Sendiri, Sosial, Tuhan merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, karakter tersebut tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir, dengan kata lain karakter semacam itu bisa dibentuk. Alasannya adalah karena pada saat anak berusia dini-lah karakter-karakter itu terbentuk. Seperti disebutkan diatas bahwa usia dini adalah masa dimana perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Jadi pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orangtua dan dari lingkungan sekitarnya.

Pada usia emas perkembangannya, anak menjadi sangat sensitif dan peka untuk mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihat, dirasakan, dan didengar. Pada masa ini juga perkambangan mental berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu lingkungan yang positif akan berperan besar dalam membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia atau yang disebut dengan Triangle Relationship, yaitu;
  1. Hubungan dengan diri sendiri (Intrapersonal), 
  2. Hubungan dengan lingkungan (Sosial), dan 
  3. Hubungan dengan Tuhan YME (Spiritual).
Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya, dan pemahaman yang negatif akan berdampak pada perlakuan yang negatif pula, begitupun sebaliknya, pemahaman yang positif akan menjadikan anak memperlakukan dunianya dengan positif.

Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu;
  1. Berikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. 
  2. Membantu anak mengarahkan potensinya agar anak lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya
  3. Tidak menekan anak baik secara langsung atau secara halus.
  4. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Hal yang harus diingat juga adalah bahwa pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Orang bijak mengatakan jika bergaul dengan penjual minyak wangi akan mendapatkan wanginya, jika bergaul dengan penjual ikan akan mendapatkan bau amisnya. Jadi kurang lebih seperti itulah bahwa lingkungan yang baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitupun sebaliknya.

Bagaimana dengan hubungan spiritual? Ini adalah pondasi utama. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME akan terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial. Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

Semoga bermanfaat.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post