Bagaimana Cara Makan Rasulullah SAW yang Membuat Badan Beliau Selalu Sehat

Setiap hari tentunya manusia membutuhkan makan. Lalu apakah kegunaan makanan bagi tubuh kita? Kita semua tahu bahwa kita dapat bergerak sebagaimana makhluk hidup lainnya. Untuk mendapatkan suatu gerak, kita memerlukan yang namanya gaya (dorong/tarik). Dan tanpa energi mustahil kita dapat melakukan dua hal tersebut. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha/kerja. Jadi untuk dapat bergerak, kita harus memiliki energi yang menghasilkan gaya.

Kita memperoleh energi dan bahan bakar dari makanan yang kita konsumsi. Pembakaran tubuh kita dinamakan dengan Oksidasi Biologis dimana oksidasi ini menghasilkan energi yang kita perlukan untuk melakukan berbagai macam aktifitas. Selain itu, Oksidasi Biologis juga menghasilkan kalor yang memelihara atau menjaga tubuh kita agar tetap stabil. Suhu yang stabil ini sangat diperlukan untuk kelangsungan proses biologis yang serasi dari tubuh kita. Beberapa bahan makanan menghasilkan energi lebih banyak dari bahan makanan lainnya dari tiap berat yang sama. Makanan juga memenuhi kepentingan yang lain, seperti membantu agar kerja tubuh menjadi lancar dan teratur.

Tubuh juga mensintesa bahan-bahan kimia lainnya yang diperlukan untuk pencernaan makanan. Senyawa kimia lainnya dibuat untuk mengatur percepatan penggunaan bahan nilai dalam oksidasi biologi, percepatan denyut jantung, kontraksi otot-otot dan lain sebagainya. Tubuh kita dibangun oleh kurang lebih sejuta milyar sel-sel, dimana kesemuanya harus berkerjasama. Untuk menjamin bahwa sel-sel ini berkejasama dengan sempurna, tubuh harus mempunyai pekerja-pekerja yang dapat melaksanakan tugasnya masing-masing. Pekerja itu adalah senyawa kimia yang dibuat oleh protoplasma dari bahan makanan.

Itu sedikit pembuka tentang pentingnya makanan. Sekarang kita masuk pada pokok bahasan yaitu tentang cara makan sehat ala Rasululloh SAW. Seperti kita tahu, bahwa Rasululloh Muhammad SAW merupakan insan mulia bahkan paling mulia. Tidak ada yang dapat menandingi beliau dari segi keimanan, dan lain sebagainya. Semua yang beliau lakukan tidak ada yang mendatangkan keburukan, hanya kebaikan yang akan kita dapatkan apabila kita meniru, atau mencontoh segala aktifitas Beliau termasuk bagaimana cara makan Rasululloh SAW.
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dan berbicara tentang pola makan, dalam hal ini beberapa tips cara yang Rasululloh SAW pernah ajarkan kepada kita agar kita mendapatkan manfaat dalam hal pola makan. Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.

1. Rasul Makan Menggunakan Tangan
Bagi sebagian orang, makan menggunakan tangan seperti terdengar aneh, bahkan dibilang primitif serta merasa tidak tertarik untuk melakukannya. Namun, cara yang disebut “primitif” itu ternyata merupakan cara makan yang lebih sehat, dan percaya atau tidak, cara itu ternyata dapat menjaga kondisi kesehatan kita. Rasulullah ﷺ sudah mencontohkannya kepada kita jauh-jauh hari: Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya ia mengatakan, “Rasulullah ﷺ itu makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR. Muslim No. 2032 dan lainnya).

Healthier Way of Life_ menjabarkan beberapa manfaat makan menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu, yaitu:

a. Mencegah Diabetes Tipe 2
Orang-orang yang makan dengan cepat beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Umumnya, jika seseoranh makan menggunakan garpu dan pisau maka akan makan lebih cepat daripada makan dengan tangan. Oleh karena itu, sebisa mungkin akan lebih baik jika senantiasa makan dengan cara yang dibilang “primitif” tadi.

Selain itu, jika kita makan dengan menggunakan tangan maka kita hanya dapat meyuap sepotong irisan makanan,  sementara jika kitaa makan menggunakan garpu atau alat makan lainnya, kita dapat mengambil 5-6 potong sekaligus. Intinya, kita akan makan lebih lambat dengan tangan daripada mengguankan garpu/sendok.

b. Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Ini mungkin terdengar aneh, tapi makan dengan jari-jari ternyata dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan juga karena ketika mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan, dimana bakteri inilah yang bisa sangat sehat untuk usus/pencernaan kita. Masih ada satu fakta lagi, ternyata makan dengan jari-jari bisa mengirimkan sinyal ke otak mengenai makanan yang kita makan, apakah itu padat atau lembut, panas atau dingin, sehingga mempersiapkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan tersebut.

c. Mencegah Makan Terlalu Banyak
Orang-orang yang makan dengan tangan memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Akan menjadi sangat baik untuk anak-anak, jika orangtua mereka mengizinkan mereka untuk makan dengan tangan saja. Ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal. Selain itu, orang-orang yang makan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti menonton TV, akan makan lebih banyak makanan daripada mereka yang fokus duduk dan makan saja.

Ketika makan dengan tangan, kita tidak dapat melakukan hal lain karena tangan kita tidak bersih dan atau sibuk. Dengan kata lain kita hanya terfokus pada proses makan yang kita makan dan akan tahu berapa banyak makanan yang dimakan dan kapan saatnya untuk berhenti.

2. Rasul Makan Secara Berjamaah di Lantai
Praktek ini akan meningkatkan rasa sayang terhadap sesama, dan juga akan sangat mengurangi ke mubaziran dari sisa-sisa makanan yang tidak termakan. Posisi duduknya yaitu kaki kanan menekan lambung dan kaki kiri kita duduki, hal ini akan menjaga keseimbangan komposisi lambung yaitu 1/3 makanan 1/3 udara dan 1/3 lagi air. Serta lebih hemat karena jatah makan untuk 2 orang bisa dimakan 4 orang dan seterusnya.

3. Food Combining
Food combining (FC) adalah istilah untuk pendekatan gizi yang menganjurkan kombinasi spesifik makanan sebagai pusat kesehatan yang baik (seperti tidak mencampur makanan kaya karbohidrat dan makanan kaya protein dalam makanan yang sama). Food combining mengupayakan homeostatis, kondisi ideal tubuh di mana seluruh fungsi berjalan sempurna. Salah satu indikatornya adalah tercapainya keseimbangan antara nilai asam dan basa tubuh atau kondisi pH netral (7,35-7,45). Keseimbangan ini penting sebab kondisi tubuh yang cenderung asam merupakan awal rusaknya orang tubuh dan datangnya berbagai penyakit.

Rasululloh SAW memberikat tips dalam mengkombinasikan jenis makanan agar kita terhindar dari sakit perut ata penyakit. Insya Alloh jika hal ini kita praktekan, maka dalam jangka panjang kita akan terhindat dari sakit. Misalnya jangan makan IKAN bersama SUSU-Jangan minum SUSU lalu makan DAGING-Jangan makan AYAM bersama SUSU-jangan CUKA bersama SUSU-jangan makan DAGING bersama IKAN-jangan makan IKAN bersama TELUR-jangan makan IKAN bersama SALAD-jangan makan BUAH bersama SUSU.

Mari kita ulas satu persatu; Jika kita makan IKAN bersama SUSU atau minum SUSU lalu makan DAGING, ini berarti kita telah mengkonsumsi dua makanan yang kaya protein sekaligus. Karena itu, kita membutuhkan beberapa jenis cairan pencernaan, agar makanan ini mudah dicerna karena jika tidak, kita akan membuat keduanya sulit dicerna dan ini berdampak buruk pada sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

Sedangkan menurut Ayurveda, Ilmu kesehatan yang berasal dari India Konon, ikan adalah produk non-vegetarian, sedangkan susu meski merupakan produk hewani, dianggap sebagai vegetarian. Filosofi inilah yang dianggap tidak sesuai dalam segala hal oleh Ayuverda. Studi menunjukkan bahwa konsumsi keduanya dapat menyebabkan reaksi kimia dalam darah yang menyebabkan pigmentasi kulit atau penyakit yang disebut leucoderma. Apalagi susu memiliki efek pendinginan pada tubuh, sedangkan ikan memiliki efek pemanasan. Jika dikonsumsi bersamaan, hal ini bisa menyebabkan pelepasan energi yang berbahaya bagi tubuh dan memicu berbagai alergi.

4. Waktu Makan
Dalam setiap aktifitas dan pola hidupnya, Rasululloh SAW memang sudah disipkan untuk menjadi contoh teladan bagi semua manusia, termasuk dalam hal pola makan yang sedang kita bahas ini. Dengan pola makan tersebut, Rasululloh kemudian memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan sanggup mengalahkan para pegulat. Sebab salah satu faktor penting penunjang fisik prima Rasululloh adalah kecerdasan beliau dalam memilih menu dan pola makan.

Selama ini kita mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit atau sering disebut dengan pencegahan, dan pengobatan setelah terjangkit penyakit. Dengan mencontoh pola makan Rasululloh, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan. Ini tentu jauh lebih baik daripada kita harus berhubungan dengan obat-obatan kimia. Seperti makan buah terlebih dahulu sebelum makan nasi, jangan sebaliknya. Setiap pagi minum air dingin (bukan air es) akan mengurangi penimbunan lemak. Berjalan setidaknya 40 langkah setelah makan, dan jangan langsung duduk atau istirahat.

Sekarang kita lihat waktu makan Rasululloh SAW;
Hal pertama yang menjadi menu keseharian Rasululloh adalah udara segar di waktu subuh. Sudah umum diketahui bahwa udara pagi kaya akan oksigen dan belum terkotori zat-zat lain. Ini ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktifitasnya selama sehari penuh. Jadi tidak usah heran ketika kita tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu malas untuk beraktifitas. Selanjutnya Rasululloh menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya.

Selepas waktu subuh, Rasululloh membuka menu sarapannya dengan segelas air dan sesendok madu asli. Ternyata khasiatnya luar biasa. Dalam Al-Quran, kata syifa atau kesembuhan yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Jika ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Dalam istilah orang Arab, madu dikenal dengan al hafidz al amin karena bisa menyembuhkan luka bakar.

Masuk waktu duha, Rasululloh selalu mengkonsumsi 7 (tujuh) butir kurma ajwa' atau kurma matang. Beliau bersabda "Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh racun dalam makanan Rasululloh dalam perang Khaibar, racun yang tertelan beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra', salah seorang sahabat yang ikut memakan makanan tersebut akhirnya meninggal. Tetapi Rasululloh selamat. Apa rahasianya? 7 butir kurma setiap hari. Dan atas kejadian ini Rasululloh mengalami sakit yang pertama dimana selama hidupnya beliau hanya mengalami sakit 2 kali yaitu karena kejadia ini dan saat menjelang beliau wafat.
Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Belakangan terbukti bahwa kurma memiliki zat yang bisa mematikan sel kanker. Maka tidak perlu heran kalau Allah SWT memerintahkan Maryam RA untuk makan kurma saat kehamilannya dan terbukti karena itu memang bagus untuk kesehatan janin.

Dahulu, Rasululloh SAW selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan kurma, kemudian beliau menunaikan shalat maghrib. Kedua jenis makanan ini kaya akan glukosa, sehingga dapat langsung menggantikan zat gula yang hilang setelah seharian berpuasa. Glukosa yang terkandung dalam dua makanan ini sudah cukup untuk mengenyangkan sehingga setelah shalat maghrib tidak akan berlebihan jika bermaksud makan lagi.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

“Keluarga Nabi saw tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)

“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

“Rasulullah saw bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.).

Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.

Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

“Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)

Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post